Ternyata Memang Harus Kembali

Udara masih terasa sejuk saat mobil yang saya kendarai melintasi jalan berkelok di hutan perbatasan wilayah bekas kerajaan Majapahit menuju wilayah berjulukan kota Soto. Iya hari itu saya akan mengurus mutasi kendaraan dari kota tersebut untuk dipindah ke kota tempat tinggal saya. 

Menyusuri jalanan hutan membuat saya jadi teringat saat dulu masih kerja di kota wali dimana setiap minggu saya selalu pulang ke kota Tahu, tempat Ibu membesarkan saya. Dimana saya rutin berangkat kerja mengendarai motor di awal pekan dan setiap akhir pekan kembali melintasi hutan Dawar Blandong hingga sampai hanya buat bermalam dua hari dirumah.

Kini saya tidak lagi harus tergesa-gesa seperti dulu jadi saya nikmati saja pemandangan dan kelok jalan bersama adik dan ibu yang turut menemani perjalanan saya kali ini. Syukur rasanya dapat berangkat pagi jadi bisa menikmati hangatnya sinar matahari pagi yang baru menyembul diantara padatnya daun-daun pepohonan.

Jalan di hutan

Jalanan terasa masih lengang walaupun beberapa kali saya harus menyalip truk dan kendaran lain yang berjalan pelan. Tetapi saat sudah akan sampai memasuki wilayah kota ditandai dengan adanya gapura selamat datang memasuki kota maka jalanan terasa padat dan merayap.

Saya yang sejak tahun 2009-an tidak lagi pernah sampai ke kota ini merasa pangling. Beberapa kali saya harus bertanya kepada adik yang sedang menyalakan Aplikasi Google Map untuk meyakinkan supaya tidak salah mengambil arah.

Tidak seperti yang saya duga, dimana akan langsung dapat menuju tujuan yakni kantor Samsat dengan arah lurus saja, tapi ternyata saat hari itu ada pengalihan jalur. Lalu lintas dari arah selatan harus memutar ke arah lain dimana saya pun menurut saja, sambil tetap menggunakan petunjuk yang diarahkan oleh Google.

Pembacaan jalur yang dibantu adik saya ternyata melewati jalanan beberapa sekolah dan kampus di kota itu. Saya sekilas jadi tahu bagaimana kondisi sekolah yang baru saya lalui. Lalulintas sebenarnya lancar tapi sayang jalannya rusak sehingga kendaraanpun harus berjalan pelan agar tidak mengocok perut orang-orang yang ikut menumpang.

Sampailah kami di tujuan dimana saya bingung kenapa pintu masuknya ditutup separuh sehingga mobil tidak dapat masuk. Saya pun turun dan bertanya pada beberapa tukang becak yang kebetulan mangkal disana. Ternyata ditunjukkan bahwa untuk masuk kendaraan roda empat atau lebih harus dari pintu belakang. Kemudian sayapun menuruti petunjuknya dan menemukan lokasi pintu yang saya maksud.

Singkat cerita saya pun mengurus administrasi untuk proses mutasi keluar kendaraan. Ternyata ada suatu kejadian yang membuat saya merasa lucu. 

Saat itu saya yang sedang menunggu antrian melihat ada seorang bapak tentara yang mengisi berkas disebuah meja yang sudah disediakan. Didepan meja tersebut tersedia petunjuk pengisian formulir. 

Karena saya merasa sudah mengisi formulir tanpa melihat petunjuk itu, saya pun penasaran sebenarnya apakah tadi saya mengisi sudah sesuai dengan petunjuk yang dipasang disana. Saat saya mendekati petunjuk pengisian itu, saya pun lega sebab ternyata petunjuk formulir yang dipasang tersebut tidak seperti formulir yang saya isi. Karena petunjuk tersebut memang untuk permohonan perpanjangan STNK sedangkan saya mengurus mutasi.

Saya yang masih menunggu antrian untuk dipanggil memutuskan untuk menunggu didekat meja yang dekat dengan petunjuk pengisian formulir tadi. Bapak tentara yang tadi mengisi formulir kemudian menyerahkan berkas dengan formulir yang sudah diisi ke petugas Samsat, kemudian ikut antree didekat saya dan bertanya, "masih atree pak?"

Saya-pun menjawab singkat "iya"

Kemudian saya ganti bertanya, "mengurus STNK motor atau mobil Pak?"

Beliau menjawab dengan senyum, "Mobilnya masih di dealer, sekarang mengurus motor dulu pak".

Kami pun tertawa kecil barengan

Beliau kemudian bilang "Saya sudah dua kali kesini pak, padahal tinggalnya jauh".

Saya pun terpancing "Lho dimana tinggalnya pak?"

Beliau jawab sambil senyum "Modo"

Walaupun sebenarnya saya tidak tahu pasti lokasi yang dimaksud seberapa jauhnya dari kantor Samsat, tapi saya merasa turut prihatin saja sambil manggut-manggut. Kemudian saya kembali bertanya alasan kenapa kembali hingga dua kali.

Beliau menjawab "iya yang kemarin BPKBnya ketinggalan"

Sayapun kembali manggut-manggut tanda mengerti alasan kenapa mesti mengulang proses permohonan.

Tidak saya duga sebelumnya, ternyata orang disamping bapak tentara tadi tiba-tiba bilang "Saya juga kembali dua kali pak".

Saya dan bapak tentara tadipun segera mengalihkan perhatian kepada bapak tersebut.

Beliau meneruskan kalimatnya "Saya tadi pagi sudah mengurus pajak motor tapi lewat drive thru. Kemudian petugas memberitahu kalau saya sudah waktunya mengurus perpanjangan STNK 5 tahunan"

Dari penjelasan bapak tersebut kami pun senyum dan manggut-manggut tanda memahami alasan harus kembali. Sampai disitu akhirnya sang bapak tadi dan tentara tersebut melanjutkan obrolan, sedangkan saya sudah dipanggil untuk melanjutkan proses lainnya.

Singkat cerita akhirnya proses yang harus saya urus semua sudah selesai dan saya pun sementara bisa pulang, tapi petugas memberi tahu bahwa saya juga harus kembali 3 minggu lagi karena berkas mutasi baru bisa diserahkan setelah pengantarnya jadi dengan waktu selama itu. 

Jadi ternyata alur cerita saya pun hampir sama seperti bapak-bapak tadi, walaupun tidak mirip tapi rupanya intinya memang tetap harus kembali.

Posting Komentar