Semasa kuliah selepas lulus SMA dulu, saya tinggal di kost jauh dari orang tua. Seperti layaknya kost disekitar kampus pada umumnya, tempat itu juga dihuni banyak mahasiswa lainnya. Mungkin selain karena tarifnya terjangkau secara keuangan, tempat tersebut juga tidak terlalu jauh dari kampus sehingga dapat ditempuh dengan jalan kaki.
Kami sesama penguni kost, kuliah di kampus dan Universitas yang berbeda-beda dengan jurusan yang beragam. Ada yang jurusan ilmu pendidikan, MIPA, kesehatan dan paling banyak adalah dari Kedokteran Hewan.
Sewaktu menjadi anak kos, banyak suka dukanya, salah satunya mungkin bisa menjadi sepenggal kisah unik bila diceritakan lagi sekarang. Salah satunya adalah tentang keberhasilan diet kami para penghuni kost secara berjamaah. Kami semasa kost punya postur badan yang relatif sama, walaupun kami tidak saling janjian.
Awalnya saya mengira kalau kami berbadan singset dan cenderung nampak alur tulangnya, akibat banyak jalan kaki. Kemana-mana banyak jalan karena harus irit. Hal itu ditambah parah akibat tidak stabilnya asupan gizi yang biasanya ada saat awal bulan dan harus banyak berhemat saat mendekati tanggal akhir bulan.
Tapi usut punya usut dugaan saya itu tidak sepenuhnya benar. Ternyata ada faktor lain yang juga berperan dalam kesuksesan kami menjaga berat badan.
Ternyata ada campur tangan mahluk yang kalau malam suka menghisap saripati kehidupan orang yang sedang tidur. Pada awalnya saya mengkambing hitamkan hewan makanan cicak yang suka sedot-sedot, tapi ternyata saya salah.
Setelah teman kost memiliki beberapa bukti adanya mahluk lain yang bergerilya di waktu kami terlelap setiap malam. Yaitu banyaknya bercak darah dipermukaan dan di pinggir kasur, sehingga membuat saya yakin fix bahwa serangan bukan dari atas.
Saya baru menyadari bahwa ada mahluk yang juga gemar menikmati hasil jerih payah kami dalam mengumpulkan setiap tetesnya untuk dapat bertahan hidup sewaktu ngekos.
Mahluk itu pintar menghilang sehingga memiliki daya juang untuk bertahan hidup yang mungkin turut menginspirasi para pejuang di perang Vietnam. Bahkan begitu sadisnya karena saat menyerang mahluk ini tidak pandang bulu, bisa menyerang pada area tubuh korban mana saja.
Kalau sudah menyerang mereka dapat menembus pakaian. Mungkin kalau sedang sadar cuma akan terasa sensasi gatal tapi serangan tidak cukup sekali saja dan tidak hanya pada satu tempat. Mereka bisa semalaman menyerang dari bawah posisi bagian tubuh bersentuhan dengan permukaan benda yang menjadi tumpuan saat tidur.
Maka sejak tahu pola serangan mereka, kami semua penghuni kost mengusahakan agar tidak pernah tidur dengan posisi tengkurap bila tidak ingin terkena serangan pada bagian vital.
Kalau sudah mengincar suatu area baru, mereka mudah sekali mengumpulkan pasukan dengan berkembang biak membentuk koloni baru. Sehingga saking banyak jumlahnya membuat orang yang melihatnya tidak tahan berlama-lama karena begidik.
Dengan kemampuannya mereka bisa bersembunyi disela-sela lubang yang bahkan tidak akan mungkin ditinggali manusia. Seperti lubang sekrup, lipatan sofa, bahkan lubang stop kontak listrik juga bisa mereka tinggali. Konon juga ada yang ditemukan di lubang "..." teman kami.
Bila mereka tertangkap kami sangat gemas sehingga tidak peduli lagi undang-undang HAM. Dan uniknya saat penghabisan, mereka masih saja bisa mengeluarkan serangan pamungkas dengan baunya, sampai-sampai membuat kami berteriak "Dasar! Kutu Busuk".
Posting Komentar